Queen Aida
ENTRY ABOUT FRIENDS STUFF SEUNGRI TWITTER EXO K

Bule in a Train
Selasa, 10 Januari 2012 - Permalink - 0 Comments

          Waktu itu pertengahan Juli 2011, saat gue sedang menempuh perjalanan pulang ke Klaten dari liburan selama dua hari di Bandung, gue dan sahabat SMP gue Arien, naik kereta api ekonomi, gue lupa nama keretanya. Gue belum pernah naik kereta jarak jauh sebelumnya, apalagi sampai ke luar kota, yess it was first time for me. Seperti pada umumnya orang yang baru pertama kali mengalami sesuatu, pasti banyak cerita di balik pengalaman tersebut, termasuk gue. Tiga jam pertama, gue habiskan untuk mengobrol dengan Arien dan temennya Putri, setelah itu gue molor, ini salah satu kebiasaan buruk gue, “pelor”, nempel molor...nggak peduli di mana aja dan kapan aja kalau udaa ngantuk gue bisa tidur di mana aja (terus apa bedanya gue sama gembel???)
          Entah kenapa selama perjalanan gue selalu ngerasa laper, setiap kali ada pedagang asongan yang menawarkan makanan pasti gue beli, Arien sampai geleng-geleng ngeliatin gue kaya orang kelaparan, yess that was real me. Gue sadar, gue sedang menyiksa batin sahabat gue saat itu, dia pasti malu banget sama kelakuan gue, baru lima menit yang lalu gue pesen nasi goreng, nggak lama kemudian ada tukang pop mie, lalu gue beli pop mie juga. Pelajaran moral nomor satu, kayanya gue harus bawa rantang makanan setiap bepergian jauh naik kereta api, karena nggak ada bedanya naik kereta api sama ke foud court yang ada di mall-mall, penuh dengan makanan yang bisa bikin ngileeer dan gue selalu tergoda untuk membelinya.
Nggak berapa lama setelah gue menghabiskan semua makanan yang gue beli, kereta berhenti di salah satu stasiun untuk menaikkan penumpang, tiba-tiba udah ada bule aja yang duduk di depan kursi gue, Arien dan Putri. Gue nelen ludah. Busyet ni bule ganteng banget, kata gue dalam hati...tingginya hampir melampaui atap kereta kalau sedang berdiri, hidungnya mancung nggak ketulungan, kulitnya nggak terlalu putih, kayanya tu bule abis backpackeran, dia bawa tas ransel gede banget kaya yang biasa dibawa para backpacker kalau mau liburan di suatu tempat.
Bule itu duduk tepat di depan Arien. Gue sama Arien saling lihat, seperti bisa membaca pikiran gue, Arien senyum ke arah gue seolah-olah bilang tu bule emang ganteng. Kereta akhirnya jalan lagi, suasana mendadak hening, padahal sebelum ada si bule, kita ngobrolnya ngalor ngidul, kita bertiga jadi diem-dieman sok-sok jaim di depan si bule. Bule itu tetep stay cool, dengan sebuah buku di tangannya, inilah perbedaan orang-orang Indonesia dengan orang barat, kemana-mana orang barat selalu bawa buku untuk di baca, beda kaya orang-orang di Indonesia, kemana-mana selalu ada makanan di tangan mereka, ya contohnya kaya gue ini.
Lima belas menit berlalu sejak si Bule itu duduk di depan kursi gue, gue mulai melihat gelagat aneh dari si Bule, terutama dengan tasnya yang gede itu, dari dalem tas yang sedikit agak terbuka yang diletakkan di bawah kursi, gue liat kaya ada semacam benda putih berukuran besar di situ, lama-kelamaan setelah gue lihat gue semakin yakin itu kan jirigen minyak yang biasanya emak gue pakek buat wadah minyak tanah, wah...gue jadi curiga sama ni bule, jangan-jangan dia tukang minyak lagi. Nggak lama kemudian, si Bule meletakkan bukunya dan mengambil sesuatu dari kantung celananya, sebuah sedotan panjang yang ternyata nyambung sama jirigen minyak yang gue liat, lalu  menyedotnya...gue sama Arien kembali saling liat, ni bule kayanya udaa sarap masak jirigen minyak di buat tempet minum??? Bersyukur dia nggak bawa drim minyak sekalian. Keanehan si bule nggak berhenti sampai di situ aja, di tengah-tengah membaca buku, si bule bolak-balik ke kamar mandi beberapa kali, salah dia sih minum air sejirigen... dan yang lebih mengejutkannya lagi, si bule kembali mengambil sesuatu dari kantung celananya, dia mengambil sebuah tisu..lalu terdengar sroooot....srooooot.....srooooot........srooot...
Ni bule ganteng-ganteng ingusan juga ternyata, dia memasukkan kembali tisu itu ke dalam kantung celana, nggak lama tisu dikeluarin lagi, lalu sroooot....sroooot...srooot pemandangan itu kembali terlihat, sampai beberapa kali, sumpah ni bule selain nggak sopan juga jorook banget! tisunya dipakai berkali-kali dan dimasukkan ke kantung celananya lagi. Perut gue sakit nahan ketawa liat kelakuan aneh si bule, gue baru pertama kali ketemu bule macem beginian. Di mata gue selama ini, semua bule itu kereeen, ternyata bule ya bule tetep aja mereka juga manusia biasa yang bisa bertingkah aneh.



Gue sempet mengabadikan gambar si bule tanpa sepengetahuan dia, dan inilah si bule yang sedang gue ceritakan,

wherever you are now, forgive me, because i show your picture  to the public without your permission, i hope u will never find my blogg address, hehehe^^

Suasana mulai mencair ketika si bule akhirnya buka suara, dia nggak baca buku lagi. Setelah mencoba ngobrol dengan kemampuan bahasa inggris yang terbatas dengan si bule, gue dapet beberapa informasi, si bule ternyata  berkebangsaan Inggris, setelah si bule ngomong emang baru keliatan aksen inggrisnya yang kental banget, dia fresh graduate dan sedang backpackeran di Asia, sebelum ke Indonesia dia terlebih dulu ke China, menurut cerita dia, orang-orang di China bilang, dia tampak seperti anak-anak yang masih berusia 16 tahun, gue maklum orang-orang China kan matanya sipit, karena menurut gue dia malah kelihatan lebih tua dari usianya yang baru aja lulus kuliah.

          Selain gue bertiga, ada seorang mas-mas dan mbak-mbak juga yang duduk tepat di sebelah si bule. Mas-masnya lumayan jago bahasa inggris, mas-mas itu sempet nawarin roti isi pisang ke si bule, si bule dengan ragu mengambil kue itu dan memakannya, mas-mas itu bilang roti itu isinya pisang, salah satu jajanan khas dari Bandung, tapi si bule nggak yakin kalau isi roti itu beneran pisang, dia malah mengira isi roti itu sebenernya adalah makanan anjing, di negara-negara Eropa yang dimaksud dengan makanan anjing adalah jeroan ayam (re:rempelo ati). Si bule makin ngaco, dia nggak bisa bedain pisang sama rempelo ati. Lalu mas-mas itu mencoba menjelaskan bahwa pisang yang dimaksud bukan buah pisang yang langsung dimasukkan gitu aja tapi melalui beberapa proses terlebih dahulu, kaya pisangnya dikukus dulu, terus dilumuri karamel, baru deh dimasukin ke roti itu, jadi pisangnya udah berubah rasa. Si bule manggut-manggut tanda mengerti.

Setelah dari Bandung, si bule akan ke Jogja, dia nanya sebuah alamat yang ada di buku catetan kecilnya, alamat tempat dia nanti akan tinggal selama berada di Jogja, walaupun gue sering ke jogja gue belum pernah tau alamat itu jadi gue saranin dia nanya sama orang jojgja aja setelah nanti sampai di stasiun. Sampai juga akhirnya di stasiun jogja, waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari, berpisahlah kami dengan si bule^^. Pengalaman bertemu si bule bakalan gue inget terus, seumur-umur gue baru pertama kali ketemu bule seabsurd dan seganteng itu :)


         
 
 

Label:



Older Post | Newer Post