From Facebook with Love Kamis, 12 Januari 2012 - Permalink - 0 Comments Gue punya temen deket cowok waktu di SMA. Namanya
Arga, dia temen sekelas gue selama dua tahun. Menurut gue, Arga mirip cowok
belasteran Jawa India dan akhirnya lebih mirip seperti Tuan Takur dengan tubuh yang
kelewat subur. Gue masih sering heran dengan kepribadiannya, jujur.. lebih asyik
kalau ngobrol sama dia via telepon atau sms, gue lebih menemukan dia yang
bener-bener dia, nggak kaya kalau ketemu
langsung, face to face. Dia kaku kaya baru keluar dari freezer, dingin dan beku.
Belakangan gue tau kalau dia memang seperti itu sama semua orang yang dia
kenal, kecuali mungkin sama temen-temen cowoknya. Kelihatan banget
ketidaknyamanan dia waktu gue ajak ngobrol langsung, padahal gue udah antusias
banget untuk ngobrol sama dia, yang ada gue malah kaya sales yang menawarkan
barang sampai mulutnya berbusa-busa, tapi tetep aja nggak ada yang mau beli produk
gue. Salah satu
indikasi ketidaknyamanannya adalah cara duduknya yang aneh banget, gue susah
jelasin cara duduknya itu di sini.
Saat itu, Arga baru aja bikin akun facebook, sebelumnya hapenya butut, terus ganti sama yang
bagus, yang bisa buat internetan, awal-awal dia kelihatan belajar menggunakan akun jejaring
sosial itu, maklum peralihan dari friendster, tapi mendadak dia lebih jago dari
gue yang lebih dulu bikin facebook daripada dia, jauh-jauh lebih jago
malaaah…mungkin ini berkat kerja kerasnya yang setiap menit online dan pasang
status, adding friends sebanyak-banyaknya, comment status sana-sini, ngelike
bejibun-jibun status orang, gabung semua group yang ada di facebook, nge wall
sana nge wall sini, erm…usaha yang sangat keras dan gue berikan apresiasi untuk itu ^^. Makin lama, Arga makin eksis
di fb, setiap gue online pasti ada statusnya, mulai dari 3 seconds ago sampai
an hour ago. “Eh si Arga makin eksis
aja tuh di fb, tiap menit update status.” Kata Fitri “Biarin laah lagi
seneng-senengnya kali” Kata gue “Iya sih…tapi agak
berlebihan nggak sih?” “Erm,,,iya
kali…tapi aku lebih seneng liat dia kaya gitu kok, dia jadi punya banyak temen dan bisa ngobrol tentang apa
aja”. Jawab
gue. Arga memang termasuk orang yang sering banget pasang status
di fb, bisa tentang apa aja, sangat detail dan kadang-kadang agak nggak
penting, hehehe… Wall gue di fb isinya dari dia semua, temen gue temen dia
juga, temen Fitri temen dia juga. Temen-temen gue dari lombok, temen les gue,
temen gue waktu smp, sepupu gue, guru les gue sampai BEM gue di UI juga temen dia.
Setelah pengumuman gue diterima di Sastra Jerman UI, gue mulai punya kenalan
anak-anak BEM UI di facebook. Nggak beda jauh sama Fitri, temen-temen baru Fitri di UB juga temen dia.
Sepertinya dia memang nggak pernah mau ketinggalan kereta. hihi…pengen eksis
teruus… Menurut
gue, Arga adalah orang
yang nggak pernah nggak punya pulsa buat online fb. Setiap hari kerjaannya cuma online dan pasang status
baru, statusnya kadang-kadang bikin geli, bisa aja berita up to date di tv di
copas sama dia terus dijadiin status yang sangat mendetail, nggak ada satu kata
pun yang terlewatkan. Pernah suatu kali gue berpikir untuk sms dia, waktu itu
gue lagi diare. Kurang lebih smsnya seperti ini :
Arga aku lagi diare, kamu bikin status
buat aku gih… Tia lagi diare, semoga dia cepat sembuh.
Tapi nggak jadi, gue takut ntar malah dia
tersinggung lagi, dan gue? Gue jelas-jelas akan mempermalukan diri gue sendiri
di depan dia dan di depan banyak orang yang baca statusnya.
Jujur
gue baru menemukan tipikel orang seperti ini dari Arga,
kadang-kadang gue agak sebel sama dia, Fitri juga. Di fb dia bisa SKSD, ntar
kalau ketemu langsung ajaa...diam seribu bahasa. Gue sering kepikiran, apa Arga kesepian ya?
Dia bisa berubah dari cowok impresif jadi cowok yang lebih ekspresif kalau lagi di dunia
maya. Intensitas online Arga di FB, makin hari makin sering, mungkin gue harus
nyaranin dia untuk pindah aja ke alam lain bernama dunia maya. Sebenarnya ini
wajar, banyak orang yang seperti Arga, mereka lebih menikmati dunia mereka di situs jejaring
sosial, tapi kalau berlebihan, jadi nggak baik juga jatohnya. Seperti kejadian yang
beberapa tahun lalu dia alami. Gue nggak tau ini harus jadi rahasia antara gue dan dia
aja atau nggak, tapi gue pengen ceritain di sini.
Arga pernah punya
pacar, namanya Dessy yang dia kenal dari fb. Awalnya iseng kenalan, ngobrol,
cocok, tukeran nomer handphone dan akhirnya jadian. Dessy tinggal di Jakarta.
Waktu mereka jadian Arga masih kelas 3 SMA sementara Dessy anak kelas satu (kalau nggak
salah, gue udah lupa yang jelas adek kelas). Jadilah Arga bulan-bulanan
anak-anak di kelas karena jadian dengan seorang cewek yang dia kenal cuma dari
fb, ada yang dukung ada juga yang mencemooh. Kalau menurut gue sih wajar kalau
ada yang kontra sama keputusannya untuk jalan sama cewek yang dia sendiri belum pernah
kenal apalagi ketemu, gue sendiri susah mengalami jatuh cinta seperti itu, bisa
aja kan yang ada di
fb itu bukan Dessy beneran, mungkin pembantunya yang hi-tech mencoba menjadi sang majikan di dunia maya karena
pembantunya terlalu terobsesi dengan majikannya itu, pendek kata ngefans. Tapi setelah gue piker-pikir, asumsi gue terlalu ekstrim
untuk urusan yang satu ini. Kehebohan di kelas tentang hubungan Arga dengan Dessy makin rame aja,
apalagi kalau anak-anak (temen-temen
cewek, termasuk gue) sedang
mojok sambil bacain sms-sms
Dessy ke Arga begitupun
sebaliknya sms-sms Arga ke Dessy di item terkirim.
Nggak puas cuma liat inbox kita bongkar galeri di hp Arga, dan di situ ada foto-fotonyanya Dessy, rupanya tahap
hubungan mereka udah sampai pada tahap kirim-kiriman foto, kalau fotonya Dessy aja
udah ada di folder hp Arga, bisa jadi Arga juga udah ngirimin fotonya ke Dessy, dan
gue sangat berharap dia ngirim fotonya Ridho Roma aja, biar hubungan mereka
langgeng, dan Dessy nggak shock dengan tampang Tuan Takurnya Arga, tapi walaupun Arga nggak rupawan, dia temen yang
baik kok.
Sepertinya udah lama
banget, gue nggak
denger cerita tentang dua sejoli Arga&Dessy
lagi di kelas. Mencoba basa-basi, gue tanya sama Arga tentang perkembangan hubungan mereka, “Kamu gimana sama Dessy?’” Nggak ada jawaban, tapi gue tau
raut wajah dia berubah waktu gue tanya soal Dessy ke dia. “Kamu masih kan
sama dia?” Gue nanya lagi. Arga cuma geleng-geleng,
dia nggak jawab pertanyaan gue lagi. “Kenapa sih?kamu baru pasang
behel yah? coba sini aku liat kaya apa sih kalau gigi dikasih kawat?” Gue emosi. Argaa nyengir,
nggak ada behel di giginya... Gue males mau tanya
lagi, gue ambil hape Arga, dan gue bacain sms-sms dari Dessy, sampai di sms yang ke sekian, gue ngakaaaak
hampir mau pingsan, smsnya seperti ini:
Nggak tau kenapa Arga, tapi aku merasa selama ini kamu itu nggak nyata, kita lebih baik putus aja...
Keterlaluan banget tu
cewek, masak temen gue segede gini dibilang nggak nyata, sekarang gue tau
jawabannya, ternyata mereka berdua udah putus dan Arga tampaknya sakit hati
banget sama sms dari Dessy yang ngganggep dia nggak nyata terus diputusin gitu
aja. Pelajaran moral nomor tiga, jangan cari pacar lewat situs jejaring sosial,
salah-salah ntar kita malah disangkain barang alus yang nggak bener-bener ada
di kehidupan nyata seperti yang dialami temen gue, Arga. Label: 7Hari Menulis Komedi |