Queen Aida
ENTRY ABOUT FRIENDS STUFF SEUNGRI TWITTER EXO K

We’re not an Angel, All of Us have ever made a mistake...
Rabu, 25 Januari 2012 - Permalink - 0 Comments
          Turut berbela sungkawa terhadap musibah kecelakaan yang terjadi pada Minggu silam di Tugu Tani. Semoga para korban yang meninggal dunia di terima di sisi Tuhan dan diterima segala amal dan ibadah mereka selama hidup di dunia ini. Semoga para korban yang terluka segera mendapat kepulihan, dan semoga keluarga para korban baik yang meninggal maupun yang mengalami luka serius tetap diberi kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi musibah yang terjadi.


        Tidak ada satu musibah pun yang terjadi tanpa seizin Allah. Tidak seorang pun yang menginginkan musibah terjadi dalam hidup mereka, namun ketika musibah itu datang sebagai ketentuan Allah, tidak ada yang dapat menghindari dan menolaknya, yang seharusnya kita lakukan adalah bersabar, berlapang dada menerimanya, bermuhasabah kemudian berusaha mengambil hikmah yang ada di balik musibah tersebut...


     Tidak hanya orang-orang yang mengalaminya, tidak hanya orang-orang yang menyebabkan atau orang-orang yang menjadi korban tetapi masih diberi kesempatan hidup, dan tidak hanya keluarga yang ditinggalkan yang seharusnya mengambil pelajaran dan hikmah dari musibah yang terjadi, tetapi kita, yang turut menyaksikan, yang pasang badan untuk bersimpati, yang mengatakan ikut prihatin, seharusnya juga dapat mengambil pelajaran dari musibah tersebut.


       Pernahkah kita merenungkan jika kita berada di posisi mereka yang menyetir dan menyebabkan kecelakaan itu terjadi, yang menjadi korban, entah yang meninggal atau yang hidup, atau sebagai keluarga korban? Pernahkah kita berpikir bahwa musibah bisa datang kapan saja dan kepada siapa saja? Lantas pernahkah kita menyadari bahwa tidak ada satu pun musibah yang didatangkan tanpa kehendak Rabb yang memiliki kuasa terhadap hidup kita? Renungkanlah...


      Prihatin, itu kata yang dapat menggambarkan keadaan yang terjadi saat ini, saat pemberitaan mengenai tersangka yang menyebabkan kecelakaan di Tugu Tani mulai ramai diperbincangkan di media massa. Begitu banyak reaksi yang datang dari sejumlah kalangan masyarakat kepada wanita berusia 29 tahun itu, karena menyetir di bawah pengaruh alkohol dan narkotika sehingga menyebabkan kecelakaan yang membuat nyawa 9 orang terenggut dan 3 orang lainnya luka parah dan harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Reaksinya bisa bermacam-macam, tapi kebanyakan masyarakat menghujat dan memaki-makinya. Hujatan-hujatan tersebut tidak hanya disampaikan melalui wawancara berita di televisi tetapi kemudian merebak di situs-situs jejaring sosial. Bahkan pada situs jejaring sosial facebook telah tercipta grup "Gerakan Menuntut "Afriyani Susanti" Di Hukum Mati" . Akun ini telah berhasil menarik sedikitnya 17.340 pengguna facebook untuk bergabung. Banyak hujatan-hujatan dan kata-kata kasar  pada komentar-komentar status admin di grup ini yang dikirim oleh para pengguna facebook yang menentang perbuatan Afriyani Susanti dan menginginkannya agar dihukum mati. Komentar-komentar itu kebanyakan tidak layak untuk diungkapkan terlebih lagi pada situs jejaring sosial yang merupakan ranah publik. Bahasa dan kata-kata yang digunakan sangat kasar dan bernada emosional. Pengguna situs jejaring sosial seperti twitter pun tak kalah gempar dalam mengungkapkan ekspresi kemarahan mereka terhadap Afriyani, bahkan ada yang sampai mengunggah video amatir beberapa saat setelah kecelakaan terjadi. 


         Suatu hal yang sangat wajar ketika kita yang menyaksikan kejadian tersebut menjadi sangat marah dan turut menyesalkan tindakan Afriyani yang menyetir dengan ugal-ugalan karena masih dalam pengaruh minuman keras dan obat terlarang. Terlebih lagi, Afriyani tidak mengalami luka apa pun, Ia terlihat seperti tidak menyesali perbuatannya,  Ia tetap bisa bersikap tenang setelah kejadian, dan sampai detik ini pun kata maaf belum terucap dari bibirnya. Yang membuat lebih geram lagi adalah status BBM Afriyani sebelum insiden Tugu Tani terjadi. 








       Di luar itu semua, semakin hari agaknya reaksi yang diberikan masyarakat menjadi terlalu berlebihan, mereka cenderung latah dan ikut-ikutan. Komentar-komentar mereka yang berisi hujatan dan makian muncul kian deras  dan terpublikasi di media. Selain itu mereka juga menghina bentuk fisik Afriyani. Hal yang tidak sepantasnya dilakukan oleh orang-orang yang beragama dan berpendidikan. Masih banyak cara-cara yang lebih elegan untuk mengekspresikan kemarahan kita dengan tidak berkata-kata kasar dan kurang layak untuk dipublikasikan. Tidak sampai di situ, masyarakat turut pula menghakimi perbuatan Afriyani. Padahal kasus Afriyani sudah ditangani oleh pihak yang berwenang, itu berarti kasusnya sudah masuk pada ranah hukum, mengapa kita tidak mencoba mempercayakan pada aparat kepolisian untuk menyelesaikan kasus ini agar segera tuntas dan Afriyani bisa dijerat dengan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya. Kita juga tidak boleh melupakan Tuhan sebagai hakim yang paling adil. Mengapa kita masih saja ikut campur dengan cara Tuhan memberi teguran bagi setiap hambaNya yang memang perlu diperingatkan??? Tidakkah kita dapat mengambil pelajaran dari ini semua untuk lebih berhati-hati dalam berkendara, agar jangan mengonsumsi barang-barang haram karena tidak hanya membahayakan diri kita pribadi tapi juga nyawa orang lain, untuk lebih berserah diri pada Tuhan yang meminjamkan nyawa ini untuk kita, untuk senantiasa mensyukuri kesempatan hidup yang masih kita miliki hingga detik ini, karena bukan tidak mungkin kejadian serupa bisa saja terjadi menimpa diri kita, teman, sahabat, keluarga dan orang-orang yang kita cintai. Berusahalah untuk bersikap bijak dalam menyikapi perosalan yang datang, karena kita tetaplah manusia biasa yang jauh dari kata sempurna, pasti ada celah yang kita miliki, pasti ada keliru yang sering kita ulangi, dan pasti ada kesalahan yang pernah kita lakukan. Jangan pernah menghakimi seseorang dengan merasa seolah-olah kita yang paling benar. 


       Masih banyak hal-hal mulia yang dapat kita lakukan selain menghujat dan memaki, karena hal yang demikian bukanlah bentuk dari sebuah simpati. Seharusnya kita memanfaatkan media yang tersedia untuk hal yang lebih berguna dibandingkan sebagai alat untuk mempublikasikan makian. Kita bisa membentuk gerakan penggalangan dana bagi para korban melalui grup di facebook, untuk membantu biaya rumah sakit yang harus ditanggung para korban luka parah, melalui media kita juga bisa mencari akses untuk dapat berhubungan langsung dengan keluarga para korban, mengunjungi mereka jika memungkinkan untuk memberi santunan dan memberi dukungan moral agar mereka senantiasa sabar dan tabah menghadapi ujian ini. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah senantiasa mendoakan para korban yang meninggal dunia agar mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Suatu hal yang jauh lebih mulia daripada mengeluarkan kata-kata makian yang sama sekali tidak berguna. 
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS Al-Ma-idah [5]: 39).
 
Demikian postingan ini ditulis sebagai bentuk Spiral of Silence Saya terhadap reaksi sebagian masyarakat kepada Afriyani Susanti.

Label:



Older Post | Newer Post