Queen Aida
ENTRY ABOUT FRIENDS STUFF SEUNGRI TWITTER EXO K

Magang, Bye...bye...Malang :) #1
Kamis, 17 Januari 2013 - Permalink - 0 Comments
15 Januari 2013

“Di manapun kita berada, proses belajar itu tidak akan pernah berhenti.”
Hari pertama di kota Surabaya, tempat magang yang paling realistis kalau teman-teman bilang. Terkadang mimpi memang tidak sesederhana ketika saya membayangkan sedang berada di Kapten P. Tendean , di depan gedung megah di samping menara Bank Mega, dan sedang pakai seragam hitam, sungguh bukan sesederhana bayangan seperti itu.  Tapi Saya percaya Allah pasti mempunyai rencana yang indah untuk sebulan ke depan :)
Berangkat pagi-pagi banget ke rumah kontrakan Ria dianterin sama temen sekamar terkecee, Intoon...hehehe :D *terpaksa bangun pagi*

Dijemput travel hampir pukul 07.00...
Perjalanan ke Surabaya pun dimulai, cukup dengan niat Bismillah, bahwa Allah akan senantiasa menyertai Saya, Ria, dan Renzy dalam perjalanan nanti, hingga tiba di Surabaya dengan selamat dan akan memulai aktivitas magang kami di hari yang sama dengan lancar tanpa ada kendala apa pun.

Layaknya orang yang mau pindahan, bagasi mobil penuh dengan barang-barang kami, karena menurut rencana magang akan berlangsung hingga sebulan ke depan. Bye...bye... Malang....no holiday no vacation....hikz....
Alhamdulillah, perjalanan ke Surabaya nggak kejebak macet...travelnya juga cukup nyaman buat tidur barang sebentar, karena biasanya kalau di kosan baru bangun jam 10.00 hehehe...sebelum akhirnya kejadian yang bikin jantung mau copot dan lutut jadi lemes pun terjadi ketika kami sudah hampir sampai di kosan di daerah Pucang Sewu. Penumpang travel saat itu berjumlah enam orang bersama sopir, di kursi depan ditempati oleh bapak-bapak yang usianya sekitar lima puluh tahun ke atas, di kursi tengah ada satu penumpang lagi, cewek seumuran dengan kami, di sebelahnya Ria, lalu Saya di samping pintu sebelah kanan. Di kursi paling belakang ada Renzy dan barang-barang kami :D Kronologis kejadiannya seperti ini,
Mobil APV yang kami tumpangi saat itu mau melewati rel kereta api, namun sebelum mobil melewati palang pintu, alarm penanda kereta api yang akan lewat sudah bunyi dan palang pintu hampir tertutup, mungkin karena timing nya nggak tepat untuk menerobos palang pintu yang sudah terlanjur ditutup, mobil yang kami tumpangi tepat berada di tengah-tengah rel kereta, mau mundur mobil-mobil di belakang mobil kami terlalu dekat jaraknya, kalau mau maju juga percuma palang pintu sudah tertutup, suasana di dalam mobil seketika hening....

Lalu bapak-bapak penumpang yang duduk di dekat sopir, nyeletuk
“Wah....sudah ndak bisa ini, pasti mati kita.”

Kebayang nggak sih apa yang langsung ada dalam pikiran Saya dan teman-teman setelah mendengar Bapak-bapak tadi ngomong seperti itu, sementara sopirnya malah diem pasrah gitu aja, Saya spontan panik...dan reflek bilang “Astaghfirullah...” lalu cepat-cepat meraih pintu untuk keluar dari mobil, jantung udah serasa berhenti waktu itu, udah nggak pake pikir panjang, tanpa menoleh ke arah datangnya kereta yang akan lewat, Saya berniat untuk buru-buru keluar dari mobil. Semua orang memang pasti akan mati, tapi bukan mati konyol seperti di berita-berita yang sering ada di televisi,  tewas tertabrak kereta api karena nekat menerobos palang pintu kereta, Saya nggak mau mati sia-sia seperti itu, begitu yang ada di dalam pikiran Saya saat itu.
Alhamdulillah, kami akhirnya lolos dari maut, sopir terpaksa membelokkan mobil ke arah kanan, kami putar balik lagi. Nggak semua yang ada dalam mobil sadar sama kejadian barusan, Renzy malah santai-santai aja di belakang, penumpang yang di sebelah Ria nggak bersuara sama sekali, bahkan dari awal kita berangkat tadi. Sementara Ria yang duduk di sebelah saya, baru bisa ketawa, karena merasa lega setelah mobil kami akhirnya berhasil belok dan putar balik lagi. Ketawanya Ria juga jadi aneh gitu, karena nyembunyiin perasaan deg-degan, hehehe....

Sampai di kosan, kami nggak langsung beres-beresin barang, karena harus buru-buru ke KPI, hari ini rencananya kita langsung bisa magang....briefingnya sudah hari Senin kemarin, tapi karena masih ada ujian, kami bertiga baru bisa ke Surabaya pagi ini.  teman-teman selain kami bertiga yang juga magang di KPID yang akhirnya mewakili ikut briefing. Awalnya agak bingung ke KPI nya naik apa, nungguin angkot nggak dateng-dateng, akhirnya kami naik becak, tempatnya nggak terlalu jauh dari tempat nungguin angkot, kalau jauh kasian abang-abang tukang becaknya juga, keberatan ngangkut kita bertiga yang berat badannya di atas 40kg semua :D
Hari ini ternyata aktivitas magang belum dimulai, bersama dengan teman-teman magang lainnya, kami sepakat mulai magang tanggal 17 besok, hari ini cuma ngisi jadwal shift kerja sama hari libur aja. Liburnya bebas, dua kali dalam seminggu.
Hidup di Surabaya di hari pertama ini, so far so good lah....meski banyak orang bilang, tinggal di kota besar itu nggak enak, kotanya emang besar, cari apa-apa ada,  tapi dengan segala permasalahannya yang besar pula. Tinggal di Surabaya sama aja kaya tinggal di Jakarta, panas, macet, dan biaya hidupnya mahal. Kenyataan seperti itu memang nggak bisa disangkal, tapi formulasi sederhana yang bisa meredam itu semua hanya jika kita bisa menikmatinya, itu aja kok...

Pengalaman Saya ketika bepergian ke Jakarta, pertama kali untuk study ekskursi November tahun 2010 lalu, kemudian pada Desember tahun lalu untuk nonton konser 2pm di Meis Ancol, pada kedua moment tersebut Jakarta tidak pernah menunjukkan wajah aslinya, Alhamdulillah selama beberapa hari menghabiskan waktu di Jakarta tidak pernah kejebak macet, tidak pernah bermasalah dengan transportasi umumnya, Saya malah senang dapat pengalaman  baru, pertama kali naik bus trans Jakarta yang armadanya nyaman dan sangat memudahkan Saya yang buta dengan Jakarta untuk pergi ke suatu tempat untuk pertama kalinya karena rute yang sudah ditentukan untuk masing-masing tempat. Soal polusi dan udaranya yang panas, toh juga naik bus yang berAC, tempat yang dikunjungi juga ruangan berAC kenapa harus banyak-banyak mengeluh???soal biaya hidup??? Erm...mungkin karena bukan untuk tinggal di sana lama-lama, jadi belum kerasa sih,,,hehehe

Ok, kita balik lagi ke Surabaya yang mempunyai persoalan sebanding dengan kota Jakarta yang nggak ada habisnya, Saya sangat menikmati tinggal di tempat baru ini, meski awalnya memang harus adaptasi di lingkungan dan tempat yang sedikit berdeda dengan di Malang. Rasanya malah kaya waktu jadi Mahasiswa Baru di Malang dulu. Saya bersyukur dapat kosan yang layak tinggal, dengan Ibu Kos yang sangat ramah, baik, dan peduli dengan kami bertiga, jaraknya dekat dengan KPID tempat kami magang, dekat pasar juga, jadi nggak susah kalau mau cari makan, ATM tidak jauh dari kantor,  jaga-jaga kalau uang saku habis di pertengahan minggu, tempat magang yang nyaman, transportasi mudah, dan segala kemudahan-kemudahan yang telah Allah berikan, semua patut untuk disyukuri...Maka tidak jauh berbeda ketika sedang berada di Jakarta, Surabaya pun tidak menunjukkan wajah aslinya pada Saya, Alhamdulillah....semua berkat pertolongan dari Allah :) semua menjadi terasa lebih mudah dan indah^^

Malam hari ini, Saya, Ria, dan Renzy menyantap kuliner Sate Kelapa untuk kali pertama, sate ayam yang dibalut kelapa parut yang sudah dibumbui lalu dibakar seperti mengolah sate pada umumnya, rasanya enak apalagi jika dinikmati dengan segelas teh hangat selepas hujan reda. Bau hujan masih meninggalkan jejak di aspal jalan, ditemani lampu temaram yang menerangi gang menuju kosan tempat kami tinggal selama sebulan ke depan, kami kembali ke kosan dengan perut kenyang :) sambil sesekali melepaskan tawa karena cerita atau tingkah laku yang lucu. Gang-gang dengan lampu temaram seperti ini malah mengingatkan Saya dengan drama-drama Korea yang sering saya tonton, suasananya sendu, jalanan basah setelah disiram hujan, udara dinginnya menyejukkan, eh...siapa tau aja tiba-tiba Song Joong Ki muncul di deket pengkolan, hahahaha :D

Saya selalu suka dengan hal-hal yang baru, hal-hal yang terkadang memaksa Saya untuk keluar dari zona nyaman Saya berada, tapi percayalah bahwa perjuangan dan pengorbanan itu membuahkan pengetahuan, wawasan dan pengalaman baru yang berharga, yang bahkan tidak akan pernah bisa terlupa seumur hidup kita, itu yang tidak bisa dibeli dengan materi, maka nikmatilah selagi bisa, jangan terlalu mempersulit diri dengan banyak mengeluh, berbahagialah dengan cara yang paling sederhana, karena kita tidak bisa menghentikan waktu untuk terus berada dalam keadaan bahagia, maka satu-satunya cara untuk melanggengkan kebahagiaan adalah dengan terus berbahagia...^^



Label:



Older Post | Newer Post