Queen Aida
ENTRY ABOUT FRIENDS STUFF SEUNGRI TWITTER EXO K

I live by the rule that “today might be my last day”
Jumat, 23 November 2012 - Permalink - 0 Comments




Dua minggu setelah simbah meninggal...kematian terus terbayang dalam benak, hingga sehela nafas pun menjadi sangat berharga, hingga hitungan detik pun harus bermakna, hingga diri ini pun sadar bahwa nantinya juga bakal mayat. Rasanya masih butuh waktu untuk berkabung, menitipkan doa selepas shalat, agar simbah tenang di alam sana. Keluarga masih sangat kehilangan sosok simbah, meskipun siap atau tidak kematian itu pasti akan datang.

Jumat,
Adzan shubuh baru saja berkumandang, rasa kantuk masih melekat, pagi masih terlalu pekat, dan tubuh ini masih berat untuk bangun mengambil air wudhu...sebelum akhirnya telepon dari Mama membangunkan.

“Halo Assalamu’alaikum... Dek, Budhe Tri  meninggal tadi malam.”

Saat mata masih terpejam, dan sadar belum sepenuhnya dipulihkan, saat itu mimpi sedang menginjak di bagian paling akhir, organ-organ tubuh belum berfungsi sempurna, nyawa pun belum terkumpul seluruhnya, tiba-tiba handphone bergetar dan harus menerima berita duka “lagi”
Maka inilah sesungguhnya, esensi dari sebuah kehidupan...sebuah perjalanan yang membawa kita kembali kepada Sang Pencipta. Tidak ada yang lebih pasti daripada datangnya kematian. Pertanyaannya kemudian, sudah sejauh mana kita mempersiapkannya? Sudah seberapa banyak bekal yang kita kumpulkan selama hidup di dunia ini untuk menghadapi kematian yang tak seorang pun luput darinya? Sudahkan shalat, ibadah, dan hidup ini sungguh-sungguh kita persembahkan hanya untuk Allah semata, hingga saat datangnya kematian pun, kepada Allah lah tempat kita kembali.

Terkadang kita dibuat lupa akan datangnya kematian, karena terlalu sibuk berlomba-lomba memakmurkan kehidupan duniawi, membahagiakan diri dengan kesenangan dunia lalu alfa untuk bekal di akhirat. Waktu seakan terbuang sia-sia untuk mengejar dan menggenggam dunia, padahal  hanya sehelai kain kafan dan amalan shalehlah yang nantinya akan dibawa menghadap Allah. Kita sering lupa akan sepinya kehidupan di alam kubur, hingga terlalu bersemangat memburu hiruk pikuk kehidupan dunia.
Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang cerdas, yakni hamba-hamba Allah yang selalu mengingat kematian, agar setiap lisan dan perbuatan selalu baik dan diniatkan untuk kehidupan yang kekal di akhirat kelak.

Ya Allah, wafatkan kami, orang tua kami, saudara-saudara kami sesama muslim dalam keadaan khusnul khatimah, lapangkan kubur kami, jauhkan kami dari siksa kuburMu, jauhkan kami dari siksa api neraka jahannamMu, dan berikan kami tempat di surgaMu...
Wafatkan kami dalam keadaan suci (masih memiliki wudhu), tanpa ada lagi tanggungan hutang baik materi, hutang shalat dan hutang puasa. Amien....

Label:



Older Post | Newer Post